Ngecrek
di GBK bersama Teman-Teman UKM Hiqma : Minggu 13 April 2014
Hari minggu yang tak biasa buat anak-anak hiqma
UIN Jakarta, pagi itu tepatnya pukul 07.00 WIB kami sudah berkumpul di depan
halte UIN Jakarta, segala hal yang kami butuhkan pun sudah siap dibawa.
Kami akan menyebar ke beberapa titik mencari
dana untuk acara “Gebyar hiqma” yaitu acara dalam menyambut ulang tahun seabad
hiqma atau 25 tahun sejak berdirinya. Akan ada haflah tilawah dan ICF
(International Culture Fair) nantinya tepat pada tanggal 24 mei 2014.
Ada yang ngecrek plus berdagang kue ke GBK,
Monas dan Bundaran HI. Ada juga yang berjualan baju bekas di sandra tek.
Biasanya hari minggu tempat-tempat tersebut ramai oleh orang-orang yang berlari
pagi dihari libur.
Pada minggu ini, saya diberi tanggung jawab
untuk ngecrek di GBK. Bersama beberapa teman saya pun bergegas kesana.
Sesampainya di GBK, bisa disebut saya merasakan
demam panggung. Saya membayangkan harus
mengamen di antara begitu banyak orang dengan alunan musik marawis yang di
iringi gitar dan 2 alat marawis yaitu dumbuk dan markis.
“bismillahirrahmanirrahim” saya berucap dalam
hati dan menyemangati diri saya “ayo angga jangan malu, pasti bisa”. setelah
ritual pribadi selesai, saya menyemangati teman-teman hiqma yang kebetulan
mereka adalah anggota-anggota baru hiqma, saya sebagai kakak mereka harus
memberi semangat dan tidak lupa saya berpesan agar mereka tidak segan-segan
memberikan senyum kepada setiap orang yang kami lewati.
saya pun mulai berjalan menuju kerumunan orang
banyak bersama teman-teman hiqma berawal dari sektor 13. Sambil melebarkan
senyum, kami pun mulai ngecrek atau mengamen dengan lantunan lagu-lagu marawis.
Alhamdulillah respon mereka baik, uang pun mengalir ke kotak yang telah kami
sediakan.
Kami berjalan memutari luar stadion GBK dari
sektor 13 sampai kembali lagi ke sektor tersebut. Setelah itu kami pergi ke
luar, yaitu tempat para pedagang berdagang bermacam-macam dagangan. Ada suasana
yang tidak begitu enak, karena kami berjalan sambil bernyanyi, meskipun kami
tersenyum kepada mereka namun nampaknya para pedagang tidak menyukai kehadiran
kami. Saya mendengar ada yang berucap “ngapain si ngamen ke sini” dan
lain-lain.
Kami pun beristirahat di dekat gerbang sambil
melantunkan beberapa lagu. Kami merasa tidak nyaman, Penjaga keamanan disekitar
GBK terus menatapi saya bersama teman-teman. Ketika petugas tersebut melewati
kami, saya berikan senyum saya kepada beliau namun tanpa sedikit pun bapak itu
membalasnya.
Saya berkhusnudzon saja, mungkin saja bapak tadi
kurang memperhatikan saya. Tidak berapa lama kami pun bergegas pulang ke kampus
UIN untuk menghitung dana yang kami dapat.
Senyum sangat bermanfaat untuk menumbuhkan
semangat dan respon yang baik dari orang-orang apalagi yang baru kita kenal.
Kesan pertama sangat penting meskipun kadang-kadang kita tidak mendapat respon
yang baik. Alhamdulillah bertambah lagi pengalaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar