Senin, 23 Juni 2014

SENYUM KEPADA 10 ORANG YANG TAK DIKENAL BAG.2

                  Di POM Bensin (dekat hotel parung – minggu 05 april 2014)
Hujan deras mengiringi perjalanan saya pulang ke rumah dari asrama ( pesantren sabilussalam ) ke bogor . hujan yang tak kunjung henti dan intensitasnya sangat tinggi membuat mata saya tidak dapat melihat jalanan secara jelas, dan akhirnya saya memutuskan untuk berteduh di bawah atap – atap pom bensin yang cukup besar. Pom bensin tersebut terletak di parung, tepatnya bersebelahan dengan hotel parung.
Untuk menghilangkan rasa bosan, sesekali penulis menggunakan gadget untuk mengakses media sosial. Namun hujan tak kunjung reda, gadget pun disimpan lagi ke saku.
Disamping kanan dan kiri saya ada banyak orang yang sama-sama menunggu redanya hujan, ketika saya menengok ke sebelah kanan, ada seorang bapak – bapak bersama istri dan anaknya. Tanpa berfikir panjang saya berikan senyum kepada bapak itu, bapak itu pun membalas senyum saya seraya berkata “ mau kemana de?” pertanyaan ini mengawali perbincangan kami.
Saya    :          “mau pulang pak ke rumah, bapak mau kemana ?”
bapak             :           “mau pulang juga de, dari mana emang ?”
saya    :           “ dari ciputat pak, saya kuliah di UIN. Bapak pulang kemana?”
bapak :           “saya pulang ke leuwiliang de tadi abis dari ciledug sama istri dan anak nih”
saya    :           “wah .... kalo gitu kita deketan pak, saya orang leuwi sadeng”
bapak itu menengok kepada istrinya yang berada disampingnya sambil berkata “ bu si ade ini (sambil menunjuk ke arah saya) ternyata orang leuwi sadeng” si ibu itu pun menanggapi sambil mengarahkan wajahnya ke arah saya sambil tersenyum.
“orang leuwi sadeng  de ?” tanya ibu itu
“ iya bu” jawab saya.
“ Deket atuh ya sama ibu.... dimananya de?”
“di babakan sadengnya bu”
“Oh.... iya, kalo ibu di kampung sawahnya, tau kan de?”
“Iya bu...”
Kami pun terus berbincang beberapa hal, bergantian antara si bapak dan istrinya.
Tak terasa hujan pun sudah reda, orang – orang yang tadi berteduh kembali melanjutkan perjalanan mereka. Orang yang tadi berbincang dengan saya pun segera bersiap – siap untuk bergegas.
            Saya    :           “lanjut lagi ya pak perjalanannya?”
            Bapak :           “iya de, hati-hati dijalan, pelan-pelan aja yang penting nyampe”
            Saya    :           “ makasih pak, hati – hati juga bapak, ibu sama si ade.
Perbincangan tadi mengakhiri pertemuan kami, kami sama-sama kembali melanjutkan perjalanan masing-masing. Ada satu hal yang saya lupakan yaitu tidak bertanya nama mereka.
Berawal dari sebuah senyum, saya bertemu orang yang secara geografis berdekatan. Leuwi sadeng adalah sebuah kecamatan hasil pemekaran dari kecamatan leuwiliang, dan di parung saya dipertemukan dengan orang yang berasal dari leuwiliang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar