Di POM
Bensin (dekat hotel parung – minggu 05 april 2014)
Hujan deras mengiringi perjalanan saya pulang
ke rumah dari asrama ( pesantren sabilussalam ) ke bogor . hujan yang tak
kunjung henti dan intensitasnya sangat tinggi membuat mata saya tidak dapat
melihat jalanan secara jelas, dan akhirnya saya memutuskan untuk berteduh di
bawah atap – atap pom bensin yang cukup besar. Pom bensin tersebut terletak di
parung, tepatnya bersebelahan dengan hotel parung.
Untuk menghilangkan rasa bosan, sesekali
penulis menggunakan gadget untuk mengakses media sosial. Namun hujan tak
kunjung reda, gadget pun disimpan lagi ke saku.
Disamping kanan dan kiri saya ada banyak orang
yang sama-sama menunggu redanya hujan, ketika saya menengok ke sebelah kanan,
ada seorang bapak – bapak bersama istri dan anaknya. Tanpa berfikir panjang
saya berikan senyum kepada bapak itu, bapak itu pun membalas senyum saya seraya
berkata “ mau kemana de?” pertanyaan ini mengawali perbincangan kami.
Saya : “mau
pulang pak ke rumah, bapak mau kemana ?”
bapak : “mau
pulang juga de, dari mana emang ?”
saya : “
dari ciputat pak, saya kuliah di UIN. Bapak pulang kemana?”
bapak : “saya pulang ke leuwiliang de tadi
abis dari ciledug sama istri dan anak nih”
saya : “wah
.... kalo gitu kita deketan pak, saya orang leuwi sadeng”
bapak itu menengok kepada istrinya yang berada
disampingnya sambil berkata “ bu si ade ini (sambil menunjuk ke arah saya)
ternyata orang leuwi sadeng” si ibu itu pun menanggapi sambil mengarahkan
wajahnya ke arah saya sambil tersenyum.
“orang
leuwi sadeng de ?” tanya ibu itu
“ iya bu”
jawab saya.
“ Deket
atuh ya sama ibu.... dimananya de?”
“di
babakan sadengnya bu”
“Oh....
iya, kalo ibu di kampung sawahnya, tau kan de?”
“Iya
bu...”
Kami pun terus berbincang beberapa hal,
bergantian antara si bapak dan istrinya.
Tak terasa hujan pun sudah reda, orang – orang
yang tadi berteduh kembali melanjutkan perjalanan mereka. Orang yang tadi
berbincang dengan saya pun segera bersiap – siap untuk bergegas.
Saya :
“lanjut lagi ya pak
perjalanannya?”
Bapak : “iya de, hati-hati
dijalan, pelan-pelan aja yang penting nyampe”
Saya : “ makasih pak, hati – hati juga
bapak, ibu sama si ade.
Perbincangan tadi mengakhiri pertemuan kami,
kami sama-sama kembali melanjutkan perjalanan masing-masing. Ada satu hal yang
saya lupakan yaitu tidak bertanya nama mereka.
Berawal dari sebuah senyum,
saya bertemu orang yang secara geografis berdekatan. Leuwi sadeng adalah sebuah
kecamatan hasil pemekaran dari kecamatan leuwiliang, dan di parung saya
dipertemukan dengan orang yang berasal dari leuwiliang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar